Brain Cancer or Headache
Ngga kerasa udah bulan april, sepertinya waktu sangat cepat
padahal bagi ku waktu itu terasa selalu berhenti , walau pada kenyataannya
tidak. Kemarin tanggal 2 april 2016 aku kedatangan sepupuku yang bernama Zisan
(nama samaran). Zisan satu tahun lebih muda dari ku tapi lebih tinggi dia
ketimbang aku. Tangannya ngga bakalan bisa jauh dari ponsel, sms atau
facebooknya. Pernah dulu gue coba intip smsnya, karena sebuah rasa penasar tapi
sayang sekali ponselnya dikunci dengan pin. Semenjak itu gue putuskan untuk
tidak ikut campur lagi urusan dia. Bukan ngambek tapi lebih kepada
menghilangkan rasa KEPO dalam diriku.
Dia menginap dirumah ini selama 1 hari, saat itu hari tidak
semenyenangkan seperti saat kita bertemu dulu. Jadi ngga banyak omong, ngga
banyak main kayak dulu dan ngga banyak ketawa2. Kemungkin sih karena dia udah besar dan udah punya dunianya
sendiri. Setelah satu hari besama denganya tanpa perbincangan yang menarik.
Sore harinya jam 16:30 tanggal 3 April 2016 Zisan pulang dengan sepedanya dan
kadang merpati usang yang dia ambil dari gudang rumah gue.
Menjelang malam aku pergi kerumah kedua ku. Rumah yang hanya
ditempati satu kali dalam seminggu, kalo bukan aku yang menempatin pasti adikku
yang nempatinnya. Saat malam hari tepatnya jam sembilan malam, Kepalaku
mendadak terasa sakit. Sakit yang tidak tertahankan, rasanya begitu menyakitkan
sepertinya sel tumor diotak ku mulai menyerang sususan jaringan otakku. Aku
ingin sekali menjerit tetapi aku tidak bisa, karena pasti akan merepotkan orang
lain disekitar rumah. Aku mencoba menahan rasa sakit ini dan berusaha untuk
tidur namun itu tidak semudah saat aku
masih sehat. Saat itu aku merasa diriku akan menghilang dari dunia ini, dan yang
bisa aku lakukan hanyalah berdoa kepada tuhan untuk memaafkan ku atas dosa-dosa
yang telah kulakukan baik yang disengaja atau tidak.
Namun jika aku masih punya sedikit waktu lagi, aku pasti
akan membayar seluruh utang dan meminta maaf kepada semua orang yang ada
didunia. Ini yang akan aku katakan “Jika aku punya salah pada mu, Maafkan aku.
Tapi jika tidak ada, aku minta kalian mengiklaskan ku dan mendoakan ku agar aku
bisa tenang untuk meninggalkan semua ini.” itulah permintaan maaf ku pada
kalian semua.
Selama berjam-jam gue menahan semua rasa sakit didalam
diriku. Entah kenapa saat aku mendengar suara berkumandang diluar kepalaku
tidak tersa sakit lagi. Mataku yang belumuran air mata menutup dengan
sendirinya.
Keesokan harinya saat aku membuka mataku, aku melihat cahaya
mentari yang sangat terang yang menariku untuk tersadar dari tidurku. What it is just a dream? I don’t know.